RAHASIA TERINDAH DIBALIK CITA-CITA

23.02 43 Comments A+ a-

Cita-cita merupakan suatu keinginan yang ingin dicapai di masa depan. Tentunya keinginan tersebut mengarah kepada kehidupan di masa depan yang lebih baik. Setiap orang tentunya memiliki konsep yang berbeda mengenai apa itu cita-cita dan bagaimana untuk dapat mewujudkan cita-cita tersebut.

Mulai dari umur 6 tahun tanpa disadari, kita memulai salah satu tahap untuk memikirkan, memilih dan menentukan mau jadi apa dan bagaimana kita di masa depan nanti. Walaupun di umur 6 tahun itu belum begitu banyak bertebaran ide-ide, tapi itulah awal. Awal dari segalanya. Karena di umur tersebut, merupakan umur dimana kita mulai “WAJIB” untuk mengikuti proses pendidikan di bangku sekolah, yang bisa dibilang merupakan modal awal untuk mendapatkan sesuatu yang lebih baik di masa depan. Kenapa dapat dikatakan wajib? Karena dari bangku pendidikan itulah kita mendapatkan pencerahan, ilmu tentang bagaimana dunia ini, bagaimana menyikapi hidup ini. Dari sana pula kita akan mendapatkan fondasi tambahan tetang kehidupan, setelah sebelumnya mendapat pembentukan dari keluarga. Karena berbagai hal diajarkan disana. Baik dari sisi agama maupun sosial jauh lebih mendalam

Pendidikan di negara kita seperti pada umumnya yang telah kita kenal. Dimulai dari Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP), Sekolah Menengah Atas (SMA), Perguruan Tinggi (D3, S1, S2, dan S3). Biasanya pada tahap SD sampai SMA itu masih tahap-tahap mencari jatidiri dan cita-cita apa yang sebenarnya ingin dicapai. Maka dari itu, mulai masuk jenjang SMA kita mulai dijuruskan sesuai dengan minat dan bakat yang ada pada diri.

Apa sih sebenarnya tujuan kita mengikuti jenjang pendidikan? Apa kaitannya dengan cita-cita? Menurut konsep yang aku pahami selama ini, tujuan kita mengikuti pendidikan itu ada 3 hal. Pertama, karena aku seorang muslim, jadi hal apapun yang aku lakukan dalam kehidupan ini, aku niatkan tujuannya untuk ibadah lillahita’ala. Karena jika usaha aku dalam menempuh cita-cita aku melalui pendidikan ini untuk ibadah, tak akan sia-sia. Semuanya akan bermakna bagi aku pribadi maupun Allah aku. Kedua, aku merasa pendidikan itu adalah “gudang” ilmu, dengan ilmu yang aku dapatkan aku akan dapat memulai, merencanakan, dan melaksanakan apa yang menjadi cita-cita aku. Dan yang ketiga adalah untuk mendapatkan sebuah pekerjaan yang nantinya akan membantu untuk menata hidup di masa depan.

Setelah sekian tahun digodog dalam dunia pendidikan, maka pada akhirnya kita mau tak mau harus terjun ke kehidupan nyata. Kehidupan yang sangat nyata akan dirasakan ketika sudah lepas dari bangku pendidikan. Ketika kita mulai menata karir dengan menelusuri setiap lowongan kerja yang ada. Baik itu di internet, koran bahkan sampai dari selebaran-selebaran. Yang aku rasakan, sebetulnya gampang-gampang susah untuk mendapatkan sebuah pekerjaan yang sesuai harapan.

Setelah aku lulus dari institusi pendidikan di salah satu Perguruan Tinggi swasta di Bandung, mengalami penolakan lebih dari 10 perusahaan. Baik itu BUMN, CPNS maupun perusahaan swasta. Ada sedikit pengalaman yang memberikan banyak pelajaran kepada aku untuk bisa menerima kegagalan. Dan di balik kegagalan itu ternyata menyimpan hikmah yang sangat besar bagi aku.

Ketika itu sekitar satu minggu dari selesainya sidang Tugas Akhir (TA) di kampus. Aku mendapatkan info dari seorang senior. Katanya salah satu BUMN besar di negeri ini sedang mengadakan prekrutan besar-besaran. Aku disuruh untuk mengecek ke url yang mengacu ke web ECC UGM. Disana aku langsung melakukan pendaftaran online. Jujur, aku hanya iseng-iseng tak begitu berharap akan diterima. Karena aku merasa aku tidak begitu mampu untuk menghadapi tes-tes yang akan diberikan nantinya.

Singkat cerita, aku akhirnya bisa pergi ke Jogja untuk melakukan tes. Tepatnya di Graha Sapta Pramana (GSP) Universitas Gajah Mada (UGM). Tes tahap pertama, lolos. Begitupun dengan yang kedua dan ketiga. Alhamdulillah lolos terus. Beberapa waktu kemudian sehari setelah aku wisuda, tes tahap keempat dilaksanakan. Tepatnya di kota Semarang. Tes kesehatan. Tes yang paling aku takuti. Akhirnya setelah menunggu hampir satu bulan, pengumuman itu ada.

Ketika itu, langit serasa runtuh seketika, bumi terasa bergetar hebat, ya Allah aku tidak lolos di tahap tes kesehatan ini. Benar-benar rasa terpukul itu terasa sekali. Hari itu, aku benar-benar tidak bisa merasakan apa-apa. Makan tak nikmat, tidurpun tak nyenyak. Aku merasa, Allah ga adil. Aku sudah mendapatkan sahabat baru dengan tes itu. Kenapa harus dipisahkan dengan tidak lolosnya aku Allah? Benar-benar masa yang sangat membuat aku terpukul. Aku mencoba berkonsultasi dengan dosen aku dulu di kampus. Beliau berkata “Ika, kamu gagal di BUMN itu bukan berarti kamu bodoh, kamu gagal. Bukan Ika... Allah berarti masih punya rencana lain. Rencana yang lebih indah. Percayalah nak.” Sedikit melegakan nasehat beliau. Tapi tetap saja di pikiranku masih sedikit tersimpan rasa kurang menerima. Itu cita-citaku, itu harapanku. Walaupun awalnya iseng, tapi aku menjalaninya dengan sepenuh hati. Apakah dengan gagalnya aku masuk BUMN ini, cita-cita ku untuk mengamalkan ilmu aku, membahagiakan orang tua aku dan menggapai cita-citaku selanjutnya serta memperoleh penghasilan sendiri akan musnah? Allah, tolong beri aku jalan keluar.

1 minggu setelah kejadian itu, aku baru benar-benar bisa bangkit kembali, untuk menata kehidupanku selanjutnya. Aku mulai mencari-cari lowongan pekerjaan. Alhamdulillah, banyak panggilan dan banyak penolakan juga. Entah kenapa, ga ada yang pas dengan hati. Yang pada akhirnya tersisa 2 kesempatan. Yang pertama adalah perusahaan kontraktor raksasa dari jepang dan yang kedua adalah salah satu kementrian besar di negeri ini. Aku mengikuti tes di keduanya.

Di perusahaan jepang, Alhamdulillah aku lolos sampe akhir. Tapi tiba-tiba di hari yang sama aku mendapatkan kabar bahwa aku lolos juga di kementrian besar itu. Ya Allah, aku benar-benar bingung saat itu. Mana yang harus aku pilih??? Setelah berkonsultasi dengan keluarga, akhirnya saya putuskan mundur dari perusahaan Jepang dan masuk ke kementrian tersebut. Ya Allah, inikah rencana indahMu itu. Tak hanya aku yang merasakan bahagia. Keluarga pun begitu. Karena memang mereka dari awal mengharapkan aku bisa dapat masuk sebagai Pegawai Negeri Sipil (PNS) di salah satu kementrian ataupun di daerah. Akhirnya aku mendapatkan yang terbaik menurutNya. Terimakasih ya Allah...

Setelah mendapatkan kabar baik itu, aku flash back mulai dari aku mengenyam bangku pendidikan dari paling dasar sampai paling tinggi. Semuanya sangat berkaitan. Sungguh sangat indah rangkaian skenario hidupku ini. Cita-citaku ini, tak harus seperti apa yang ada di benakku. Cita-citaku ini masih ada yeng mengatur. Dia adalah sang pencipta. Yang paling tau apa yang terbaik untuk hambaNya.  Walaupun aku tidak bisa masuk ke BUMN besar itu, aku masih bisa bergabung di kementrian yang tak kalah hebat. Selain itu, sahabat yang aku temui di tempat tes itu, malah semakin dekat. Dia banyak memberikan semangat kepadaku ketika aku menjalani hari-hari tes. Walaupun sekarang terpisahkan oleh jarak.

Sungguh indah rahasia di balik cita-citaku ini. Mulai sekarang aku akan selalu yakin, semua yang terjadi pada diriku ini sudah yang terbaik yang Allah kasih. Bahkan di dunia ini, semuanya sudah adil. Semuanya sudah diatur olehNya. Tak ada yang terlewat sedikitpun, walaupun itu hanya sebuah daun yang jatuh dari pohonnya. Semua sudah kehendakNya. 

Sepenggal Kisah Samita

11.07 35 Comments A+ a-

Di dalam ruangan berukuran 3x4 meter itu banyak buku, handout, dan kertas-kertas bertebaran. Laptop berwarna putih itu mengeluarkan suara nyanyian-nyayian pop, nasyid, dangdut, sunda, bahkan sampai lagu india. Botol air mineral 600 ml di samping laptop putih itu telah kosong, menyisakan kehampaan. Diantara "keramaian" ga jelas itu semua, ada seorang gadis manis semester akhir di sebuah perguruan tinggi swasta di Bandung, yang sedang berkutat dengan catatan dan laporan-laporannya.

Lagi-lagi dia membetulkan letak kacamatanya, menguap, menggosok matanya. Kelihatannya dia sangat kelelahan. Bantal, guling dan kasur bergambar winnie the pooh itu sangat-sangat menggodanya. "Ahhh.... jangan dulu." Ucapnya lirih. Padahal jam weker silver itu sudah menunjukan pukul 2 pagi. Itu semua dia lakukan karena suatu hal yang sangat penting dalam salah satu episode hidupnya di kampus. Satu minggu lagi jadwalnya sidang PKL (Praktek Kerja Lapangan). Aplikasi web dan laporan nya masih belum beres.

***

Oya, gadis manis itu bernama Samita, yang berarti bintang. Ya, dia memang bagaikan bintang yang selalu menyinari orang-orang terdekatnya dengan keceriaan dan kebawelannya. Tapi terkadang ketika sinarnya sedang tertutup awan mendung, suara keceriaan khas nya akan menghilang, tak akan terdengar sedikitpun. Ketika itu sedang terjadi, tempat ternyaman yang dapat memulihkan kembali keceriaannya adalah kamar berukuran 3x4 itu dengan berbagai "penghuni"nya.

***

15 menit berlalu setelah dia berkutat dengan kertas-kertas nya, samita kembali menatap si putih kembali. Ya, itu sebutan untuk laptop kesayangannya. Coding-coding php yang error masih membayanginya. Dengan tekun dia telusuri satu persatu setiap coding.

Running, error... Running, error... Running, succes. "Alhamdulillah....." Bibirnya membentuk senyum simpul. Ahhh...., tetap manis walau dengan mata lelahnya. Kini dia mulai meregangkan badannya, sepertinya dia sangat lelah. Akhirnya tanpa Ba Bi Bu, Samita langsung terjun ke kasur winnie nya. Memeluk guling abu-abu bermotif kartun, kemudian terlelap. Zzzzzzzzzzz.....

***

"Siapa penguji aku? Siapa??? Hey, lihat donk.... Fajar, siapa penguji kita???" Samita ikut nimbrung melihat ketas yang sedang dipegang oleh Fajar. Fajar adalah partner Samita selama PKL. "Mita...." Fajar berkata pelan sambil memperlihatkan muka kekhawatiran kepada Samita. "Penguji kita sama. Tapi......." Tiba-tiba Samita langsung menyela. "Alhamdulillah... Kalo sama. Yess!!!... Eh, tapi kenapa???" Samita ini selalu saja memotong pembicaraan orang tanpa permisi. "Tapi yang menguji kita Pak Rendy...."

Bumi ini seolah kehilangan gaya gravitasinya, kepala terasa berat, mata berkunang-kunang, kehidupan di sekitar seolah terhenti beberapa saat. Pak Rendy??? Ooohh.... tidak. Dosen yang paling dihindari hampir oleh setiap mahasiswa di kampus tersebut. Banyak berita yang beredar, akan sangat susah bisa dapat nilai "A" dari beliau. Boro-boro nilai A, bisa lulus saja sudah untung. Begitulah berita yang beredar. Samita cemas, takut-takut kalau nanti dia juga akan mengalami hal yang sama, seperti berita yang beredar selama ini. Sebetulnya Pak Rendy itu dosen masih muda, dan Samita pun sering diskusi dengan beliau. Karena beliau itu termasuk salah satu petinggi di kampus. Dan Samita salah satu petinggi di salah satu organisasi yang selalu berhubungan dengan beliau. Harusnya berita-berita itu, tak dicemaskan Samita. Tapi entah kenapa, dia terlihat begitu khawatir. Dalam pikirannya, ini kan bukan urusan organisasi, ini urusan sidang. Dia ga akan mudah ngeles untuk membela diri....

***

H-3 menjelang sidang. Bimbingan terakhir... Samita & Fajar menemui dosen pembimbingnya. Sebenarnya bukan bimbingan juga. Curhat yang ada. Curhat tentang kekhawatiran mendapatkan penguji Pak Rendy, yang terkenal "killer". Jarang mahasiswa yang bisa sukses jika berhadapan dengan beliau. Sang dosen pembimbing hanya tersenyum simpul mendengarkan curhatan Samita & Fajar. Ibu Widya, begitulah namanya. Beliau hanya berkata "Jangan terlalu mencemaskan pikiran-pikiran kalian. Semua itu baru di pikiran kalian, belum kalian alami sendiri. Yakinlah, kalian pasti bisa." 

Harusnya kata-kata itu cukup untuk membuat hati Samita & Fajar tenang. Tapi entah kenapa, hati mereka tetap diselimuti rasa khawatir yang tak bisa diungkapkan dengan kata-kata.

***

Malam sebelum sidang....
Di kossan bercat hijau muda, lantai 2 kamar nomor 6. Di situlah tepatnya ruang 3x4 yang menjadi tempat Samita bersemedi, memikirkan apa yang harus dia lakukan di setiap episode kehidupannya. Tapi tidak untuk sekarang. Samita malah nongkrong depan tv bersama teman-teman penghuni kossan hijaunya. Nonton sinetron kesayangan mereka semua "Cinta Fitri". Penampilan aktor utama, Farel seperti menghipnotis mereka semua. Ahhh... Samita, tak apalah kamu rehat sejenak.

***

Hari H sidang....
Samita sudah siap dengan seragam hijaunya plus jasket kampus. Dia mulai mengabsen satu persatu apa yang harus dibawa. Tapi itu dia lakukan sambil nonton tv. Biasa, acara gosip di pagi hari.... "Laporan, aplikasi, seragam, sepatu pantopel, laptop..................." Mulutnya berkomat-kamit menyebutkan satu-satu apa yang dia perlukan. Tapi mata, pikiran dan hatinya sedang tertuju di acara gosip.

Setelah semua ia rasa siap. Saatnya capcus ke kampus....

***

Di depan ruang sidang. 2 jam sebelum giliran Samita & Fajar tiba. Mereka berdua telah bersiap-siap duduk di depan ruangan. Fajar mulai mengeluarkan kertas tebal berwarna kuning. Samita melirik.... Apa??? Itu kan form penilaian sidang. Samita mulai mengaduk-aduk isi tas nya. Ya ampun!!! Lupaaaaaaaaa..... "Fajar, tolong titip barang-barang aku ya. Form aku tertinggal. Lupa di bawa..." Tanpa menunggu Fajar memberikan jawaban, Samita langsung melesat menuju kossan. Jilbab hijaunya berkibar kemana-mana ketika lari.

30 menit kemudian.....
"Alhamdulillah...." Kini dia sudah duduk lagi di sebelah Fajar. "Mita, kue untuk pembimbing dan penguji sudah kamu ambil di toko kue yang kita pesan kemarin sore???" Gubrak!!! Langit serasa runtuh menimpa kepalanya saat itu juga. Samita menggigit bibir bawahnya, dan berkata sambil menyeringai aneh "Lupaaaa...."

"Ya ampunnnn.... bla bla bla...." Fajar ngomel-ngomel tanpa titik koma. Berhubung Samita lagi cape gara-gara lari tadi, dia hanya menanggapi omelan itu dengan seringaian anehnya lagi. "Yawdah, biar aku yang ambil. dasar ceroboh..." Fajar pun pergi. Dan Samita mulai mengatur nafasnya....

***

Di dalam ruangan sidang......
Muka sedikit pucat kemerahan, telapak kaki dan tangan dingin, dan hawa tiba-tiba terasa sangat panas. Dosen pembimbing mulai membuka sidang. Samita mulai presentasi laporan dan aplikasi web nya. 4 menit berlalu.... Hening.

Gambaran Aplikasi PKL Samita

"Ya Allah..., Pak Rendy ko diem aja. Ayo donk respon. Nanya ke, atau apa gitu. Garing nih..." Dalam hati tentunya Samita berkata seperti itu. "Ehem.... Samita, saya cuma minta, tolong kamu tambahkan konten bla.. bla.. bla.... Dan laporan PKL mu ini, tolong rapihkan bagian DFD Level 2 nya. Masih ada yang kurang di proses bla.. bla.. bla... Saya rasa cukup sidang untuk kamu hari ini"

Cesssssss...... Serasa ada angin sejuk datang, gravitasi bumi seolah kembali seperti semula, kepala dan hati mulai terasa ringan, serta telapak tangan dan kaki mulai hangat kembali. Apa ini??? Sudah?? Serius?? Pak Rendy sama sekali tidak menunjukkan muka jutek ataupun sangar. Tidak ada cercaan, hinaan, ataupun tekanan dari beliau. Beliau malah tersenyum. Sama seperti ketika aku berdiskusi dengannya masalah organisasi. Aku terpana beberapa saat. Bengong.....

"Sidang hari ini untuk Samita, saya tutup ..............." Entahlah ucapan bu Widya sudah tak diperhatikannya lagi. Yang ada di pikiran Samita sekarang adalah kelegaan, ploooooooonnggg banget. Nanti malam dia akan tidur nyenyak. Ehhh, engga. Dia sepertinya akan nonton film-film yang sudah dia kumpulkan beberapa waktu yang lalu.

Terbayar sudah kerja kerasnya selama PKL.... Nilai "A" sudah di tangan.

Hikmah dibalik cerita ini:
1. Jangan terlalu mengkhawatirkan atau mencemaskan masa depan ataupun hari esok. Karena itu masih suatu hal yang gaib. Yang terpenting lakukan yang terbaik hidupmu di hari ini. Itu akan mempengaruhi apa yang terjadi di masa yang akan datang.
2. Santai boleh, asalkan jangan terlalu santai ketika hari esok adalah hari penting dalam satu episode hidup kita. Persiapkan hal-hal yang berkepentingan dan jangan pernah menyepelekan hal-hal kecil.
3. Lakukan yang terbaik untuk segala hal.



Artikel ini diikutsertakan pada Kontes Unggulan Cermin Berhikmah di BlogCamp

"Blog Of Friendship" Di mata Riksa

17.03 21 Comments A+ a-

Blog sebetulnya bukan dunia yang asing bagi aku. Dari awal kuliah di Politeknik Pos Indonesia, sedikit banyak sudah sering mendengar dan melihat apa itu blog. Tapi ketika masuk semester 4 aku baru mulai mencoba membuat account disana. Tapi blog itu isinya full curhat, soo ga dipublikasikan. Hahahaha..... Berhubung ketika itu sedang sibuk-sibuknya dengan Himpunan, trus ada Proyek 2 sedikit terlupakan lah.

Baru keinget lagi, ketika sudah lulus. Itu pun dengan membuat account baru. Dan ketika itu sedang masa-masa penantian mendapatkan pekerjaan. Akhirnya, gara-gara 2 orang yang jago nulis dengan ciri khas masing-masing (semoga ga pada GeEr.... :D) yaitu Kang Dia (Qefy) dan Kang Aul (Auraman), akhirnya aku bergabung dengan Bloofers. Awalnya dari mereka berdua, karena mereka senior aku di kampus. Hahahahaha......

Bloofers yang pada awalnya hanya terdiri dari anggota kurang dari sepuluh, perlahan tapi pasti akhirnya seperti sekarang. Bertambah luas jaringannya. Walaupun belum tembus sampe angka ratusan, tapi bagi aku sudah sangat terasa ramai. Disana aku menemukan teman baru, teman berbagi ilmu dan cerita, saling menyemangati satu sama lain, bersilaturahmi. Pokonya ga rugi deh gabung dengan Bloofers... ^_^




Bloofers

Setiap blog yang aku kunjungi selalu mempunyai ciri khas masing-masing, dan sepertinya aku bisa sedikit membaca kepribadian dari teman-teman pemilik blog (So jadi peramal. hahahaha.....). Mulai dari Kang Dia yg isinya sering membuat pembaca bingung beberapa waktu namun setelah dipahami pasti mengandung makna, Kang Aul yang bahasa penulisannya sangat lugas dan pasti, Dhe yang sangat puitis dalam mengungkapkan sesuatu, Mas Zico yang selalu menggebu-gebu di setiap kata-katanya, Mas Iqbal yang isinya full english, Mba Latifah yang mencurahkan isi hatinya dengan bahasa yang sederhana namun menyentuh, Mba Wits yang isinya sarat tentang ilmu, akbar yang selalu berkreasi dengan komiknya, hhhmmm... siapa lagi ya?? oya, ada mba Husna, teh chacha, Mba Bonit, mas dimasady, teh Nina, teh Devi, Mas Indra, teh patma Haduuuhh... banyak deh. Maaf ya bagi yang ga kesebut. Kalian semua pokonya the best lah dalam hal menulis. Aku banyak belajar dari kalian.... :)

Alhamdulillah dengan hadirnya Bloofers ini, banyak memberikan manfaat. Semoga terus terjalin silaturahmi yang ada. Hmm... satu lagi. Jangan hanya terpaku dengan sahabat-sahabat di Bloofers, cari juga sahabat di luar sana untuk berbagi ilmu dan pengalaman yang positif tentunya. Sukur-sukur bisa diajak gabung ke Bloofers juga.... ^_^

Ahhh, cukup sekian saja. Coretan Iseng ku ini hanya sedikit dari "perjalanan" hikmah yang aku lalui di Bloofers.... Salam hangat untuk semua sahabat blogger. Keep smile selalu... :)


*Semoga ga ada salah sebut nama atau apapun ya. Kalo ada, mohon dimaafkan... Hehehe... :D

Indah

08.35 32 Comments A+ a-

Sungguh indah sebuah kedamaian itu. Tak ada pertengkaran dan pertikaian. Bak sebuah taman bunga yang dipenuhi bunga dan kupu-kupu indah , tanpa ada "kerusuhan" yang terjadi. Menurutku, kedamaian itu bermula dari rasa ikhlas. Rasa ikhlas untuk berusaha menerima apapun yang sudah ditetapkan oleh Allah untuk hidup kita, dalam hal apapun itu. Jika hati ini ikhlas, rasanya damaiiiiiiiiiiiiiiiiiii sekali. Bener deh..... Kaya orang yang lagi kehausan tiba-tiba menemukan air yang bisa membasahi tenggorokannya yang kering. Dan jika hati damai, maka akan berpengaruh pula pada perilaku kita sehari-hari. Jika semua orang di dunia ini selalu ikhlas, kayaknya ga ada deh terjadi yang namanya "peperangan" dalam bentuk apapun.

Aku pernah mendengarkan curhatan seorang sahabat yang dekat sekali dengan ku. Dalam jangka sekian waktu dalam hatinya berkobar api kemarahan, karena sepertinya tak pernah ikhlas menerima hinaan yang pernah ditujukan kepadanya. Sahabatku itu sebenarnya orang yang tak begitu mempedulikan hal-hal sepele. Tapi mungkin waktunya pas lagi dia sensi, jadi weeee kaya tumpukan sampah yg kena tumpahan minyak, trus tiba-tiba ada orang yang ngebuang puntung roko yang masih menyala. Berkobarlah api itu... Hehehe....

Tapi, ketika dia kusodorkan sebuah buku. Buku bersampul coklat, yang sangat banyak menyimpan nasihat bijak. Dia membaca lembar demi lembar, kalimat demi kalimat, dan kata demi kata. Dia resapi benar. Dalam heningnya malam, yang hanya ditemani nyanyian merdu kumpulan jangkrik. Hatinya bergetar, mulutnya bercucap istigfar "Astagfirullah....." Membaca sebuah ayat yang artinya berbunyi:

"Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu. Allah mengetahui sedang kamu tidak mengetahui."

Sahabatku memang hanya manusia biasa. Begitu juga dengan aku... Selalu lupa dan banyak melakukan kesalahan. Dan ada begitu banyak kalimat bijak yang menjadi penguat rasa ikhlasnya sekarang. Salah satunya adalah sebagai berikut:

"Jangan bersedih; karena Anda masih memiliki doa, Anda boleh bersimpuh di depan pintu-pintu Tuhan Yang Maha Kuasa, dan Anda dapat memperoleh ketenangan di depan pintu-pintu Sang Raja Diraja. Anda juga masih memiliki waktu sepertiga akhir malam dan masih memiliki waktu untuk menempelkan dahi ke tanah, alias bersujud.

Kini sedikit demi sedikit hati sahabatku mulai bisa ikhlas... Ahhh..., senyumnya sekarang sedikit demi sedikit mulai terlihat... La Tahzan sahabatku ^_^



*Semoga ga ada orang yang membuang puntung roko sembarangan lagi... Hehehe... :D

Pengalaman Horor : Panggilan Aneh

21.12 16 Comments A+ a-

Kisah nyata ini berawal dari aku yang masih di duduk kelas 2 SMP Negeri 1 Kandanghaur - Indramayu. Tepatnya di hari senin pagi buta......

***

Di sekolah ku dulu setiap upacara bendera di hari senin, selalu dipercaya untuk jadi MC. Kata temen-temen & guru-guru sich, suara aku bagus untuk jadi MC. Promo dikit. Hehehehe..... Jadi, setiap hari senin aku kudu berangkat lebih pagi sebagai petugas upacara bendera.

Di hari senin yang kesekian di SMP ku, aku berangkat pagi-pagi. Pukul 6 aku berangkat dari rumah. Sendirian... Soalnya di "komplek" rumah tempat aku tinggal cuma aku yang sekolah di SMP Negeri. Jadi yaaaaa, apa mau dikata, sendirianlah aku berangkat. Karena pagi itu aku pengen merasakan udara pagi yang sejuk, aku putuskan berangkat lewat pinggir sungai yang masih banyak pohon rindang di sekitarnya.

Di tengah perjalanan di sekitar sungai itu, tepatnya di bawah pohon kelapa yang sangat rindang, mendadak angin dingin berhembus. Anehhh...... Aku teruskan langkahku, tapi tiba-tiba ada suara memanggil nama aku... "Ikaaaaaa... Ikaaaaa... Ikaaaaaa...." Aku melihat di sekeliling aku. Tak ada siapa-siapa. Sepi... Dan setau aku jalanan pinggir sungai ini kalo jam sepagi ini memang sepi. Ahhh... aku tak peduli ku teruskan langkahku. Tapi, di langkahku yg ketiga, suara itu muncul lagi.... "Ikaaaa.... Ikaaa.... tungguuuu...." Sungguh, aku penasaran. Suara siapa itu. Aku cari-cari juga akhirnya. Tapi, tetep ga ada orang satu pun. Dan sepertinya aku kenal itu suara teman sekolah aku yang beda komplek dengan aku. Paling dia lagi jahil pikirku. Tapi ko aneh ya, ga ada orangnya.

Akhirnya aku tiba juga di sekolah ku. Langsung masuk ke ruang OSIS. Sudah ada beberapa teman disana. Aku langsung prepare & menyesuaikan dengan petugas lain. Terutama dengan tim paduan suara. Mereka mau nyanyi apa senin ini. Jam menunjukkan hampir pukul tujuh. Tapi, teman aku yang bertugas sebagai pemimpin upacara, ga nongol-nongol juga....

Dia kan tadi pagi iseng manggil-manggil aku, ko belum datang yaaaaaa..... Hmmm.. aneh..... Beberapa menit kemudian dia datang dengan napas terengah-engah.... "Sorry teman-teman, saya telat. Bangun kesiangan. Semalam abis maen sama teman2 komplek rumah"

Aku langsung memberondong dia dengan pertanayaan. "Lho?? Kesiangan??? Jangan becanda kamu. Bukannya kamu tadi yang manggil2 aku. di bawah pohon kelapa yg pinggir sungai itu...." Dia menjawab "Manggil apaan?? engga ika. Aku beneran kesiangan...."

Ahhh, muka dia serius. Beneran kesiangan ni anak. Soalnya dia panik bgt. Takut telat. Dia kan pemimpin upacara.... Jadi siapa donk yang manggil aku pagi tadi??? Selama upacara bendera senin itu berjalan, bener-bener ga konsen aku.... Tapi untung ga ada kesalahan. Cuma sering bengong aja....

CerPen : Kebimbangan Si Pink (Session 2)

10.47 18 Comments A+ a-

Masih dengan gadis berkerudung pink. Walaupun dia masih dilanda dilema yang berkepanjangan, dia masih tetap melanjutkan kehidupannya. Sekarang ini dia sedang berjalan dengan langkah pasti menuju satu titik yang menjadi salah satu tujuan hidupnya. Titik yang terlihat seperti cahaya keemasan. Semoga gadis itu benar-benar bisa menuju titik cahaya keemasan itu. Aku tak mau melihatnya bimbang dan kecewa lagi. Sudah terlalu banyak hal yang telah menguras butiran-butiran bening dari kelopak matanya di masa lalu. Ahhh... biarlah masa lalu gadis berkerudung pink itu tersimpan dalam kotak memori di sudut, paling ujung, tempat yang paling jauh dari jangkauannya untuk mengingat kembali.



Dia mengawali perjalanan ketika sang mentari masih malu-malu menampakkan cahayanya. Sekarang sang mentari sudah membentuk sudut bayangan dari gadis berkerudung pink. Peluh keringat menetes beberapa kali dari pelipis menuju pipinya yang kemerahan karena cahaya sang mentari begitu hangat menerpanya. Ku lihat, sepertinya dia akan sejenak rehat. Ternyata benar....

Kulihat ia duduk di bawah pohon mangga yang sedang berbuah. Dia mulai membuka kotak bekalnya. Mencari dan memilih. Apa ya sekiranya yang bisa dimakan sekarang?? Akhirnya dia memilih sepotong roti coklat kesukannya. Gigitan pertama dan kedua masih terasa enak. Tiba di gigitan ketiga, "Bukkk!!!" Dari atas, buah mangga jatuh ke atas kepalanya. Ia kesakitan ya Rabb....

Tapi, itu tak seberapa. Ada hal yg lebih gawat terjadi. Kenangan pahit yang tersimpan rapat di sudut kotak memorinya bergeser. Bergeser ke pusat. Tempat dia menyimpan memori yang selalu ingin diingat. Ahhh... tidak. Yang aku takutkan terjadi. Kini, butiran bening itu meluncur lagi dari matanya. Walaupun tak sedahsyat dulu. Tapi aku tau, luka dihatinya terbuka lagi... Sabar ya wahai gadis berkerudung pink. Allah pasti punya hikmah dibalik semua ini. Hapuslah butiran bening itu. Kau harus kuat!!! Ingat tujuan mu sekarang duhai gadis. Titik keemasan itu.... Ingat itu. Kau harus bangkit.....

Sebuah CerPen: Kebimbangan Si Pink

22.11 27 Comments A+ a-

Kerudung pink lebar itu berkibar ditiup angin sore... Sang pemilik kerudung itu, seperti tak kuasa menahan hembusan sang angin yang membuat kerudungnya berkibar dan hampir membuat mahkotanya terlihat. Sepertinya alam begitu pas dengan suasana hatinya yang sedang bimbang dan rapuh. Dia terlihat bingung.... Duhai Rabb, hanya Engkau yg dapat menjawab semua kebimbangannya. Jangan biarkan ia terpuruk dengan kebimbangannya ini ya Rabb. Aku tau sang pemilik kerudung itu orang yg keras. Sekali dia mengambil keputusan, dia tak akan pernah merubah lagi apa yg sudah dia pilih. Jangan biarkan pilihannya itu salah ya Rabb... Tuntunlah ia. Ia benar-benar bingung. Masalahnya bagaikan buah simalakama.....



Kini tangannya mulai memegang erat ujung kerudungnya.... Dan sepertinya hal itu pun akan ia lakukan kepada hatinya. "Memegang" erat pilihannya.... Ya Allah, sepertinya dia sudah mengambil keputusan. Tapi aku lihat, jemari tangannya tak begitu kuat mengepal. Itu tandanya dia masih ragu dan rapuh dengan keputusannya.... 

Sekarang dia mulai memukul-mukul dinding penghalang di depannnya, dengan kepalan tangannya sendiri. Ahh, sepertinya dia gusar. Dia marah dengan dirinya sendiri. Yang aku tau, dia sangat pandai untuk meyakinkan dan menguatkan orang-orang terdekatnya. Tapi, ketika dirinya sendiri rapuh, dia ternyata tak bisa sekuat batu karang... Sekarang sang pemilik kerudung pink itu beranjak pergi dari tempatnya berdiri. Masih dengan kepalan tangan yg tak kuat.... Ya Rabb, tolong jaga & beri petunjuk dia. Dia sangat membutuhkanMu.....

Di Persimpangan

07.51 9 Comments A+ a-

Di persimpangan kini aku berdiri.
Menatap 2 pintu ...
Dilema....
Pintu manakah yang harus aku pilih???

Pintu pertama, berukirkan bentuk yang mendeskripsikan hal yang sangat-sangat indah. Namun, ukiran itu begitu rumit dan sangat sulit untuk ditelusuri. Sehingga aku begitu ragu untuk masuk, tp hati kecil ini sangat cocok dengan pintu pertama...

Pintu kedua, berukirkan bentuk yang mendeskripsikan hal-hal indah juga walaupun ga seindah pintu pertama. Tapi disana tak begitu rumit ukiran yang ada. Simpel dan pasti. Hanya saja hati kecil aku masih sangat-sangat ragu...... Entah kenapa...

Duhai Rabb..... Pintu manakah yang harus aku pilih???

Gerbang 2011

06.47 6 Comments A+ a-

2010 merupakan tahun terberatku untuk membangun sebuah kerangka. Kerangka dari segala sisi kehidupanku. Dan di penghujung 2010, Alhamdulillahhhhhh kerangka itu sedikit demi sedikit mulai rampung. Walaupun ada beberapa sisi yg mulai koyak kembali. Tapi itu akan segera aku perbaiki.

Pada akhirnya datang tahun baruuuu.... Hore, hore, horeeee..... ^_^ Dengan datangnya tahun yang baru ini, semakin berkurang jatah di dunia dan semakin bertambah saja umur. Tapi, bukan berarti harus berdiam diri tanpa melakukan apa-apa. Banyak hal yang ingin aku capai di tahun 2011 ini.

Hidup baruku di 2011 ini diawali dengan lepas dari kampus orange yang telah membuatku seperti sekarang ini. Merasa selalu tertantang dengan hal baru. Setelah itu, Allah mengijinkan aku untuk bergabung di salah satu kementrian di negeri ini.....



Alhamdulillah..... Nuhun Allah. Aku akan menjalankan amanahMu dengan sebaik-baiknya..... ^_^

Planning terdekat ini, ingin segera melakukan aktivitas dengan amanah baru dan mendapatkan SK Pegawai secepatnya. hehehe.......

Sebenarnya banyak hal yang ingin aku capai... Tapi, keinginan terbesarku di 2011 ini ingin melakukan aktivitas baru ku dengan sebaik-baiknya, mendapatkan teman dan sahabat baru disana, dan mendapatkan penempatan yg terbaik menurutNya.... Aminnnnn....

Semoga Kau selalu menerangi dan menuntun langkahku ya Rabb.... Aminnnn... :)
http://www.resepkuekeringku.com/2014/11/resep-donat-empuk-ala-dunkin-donut.html www.lowongankerjababysitter.com www.lowongankerjapembanturumahtangga.com www.lowonganperawatlansia.com www.lowonganperawatlansia.com www.yayasanperawatlansia.com www.penyalurpembanturumahtanggaku.com www.bajubatikmodernku.com www.bestdaytradingstrategyy.com www.paketpernikahanmurahjakarta.com www.paketweddingorganizerjakarta.com www.undanganpernikahanunikmurah.com